Madu Sriganti - Burung Dibalik Logo KPB Nectarinia

Sumber foto: unsplash.com

Memiliki ukuran yang kecil, kurang lebih 9-17 cm saja, burung dengan nama ilmiah Nectarinia jugularis ini hidup diberbagai habitat ekosistem seperti pada perkotaanan (hutan kota), pemukiman warga, dan juga perdesaan pelosok negeri. Di Indonesia sendiri burung ini tersebar secara luas disemua provinsi yang ada. Mengutip dari mongabay.co.id burung ini dalam sedetik mampu mengpakkan sayapnya hingga 90 kali diudara, selain itu mampu juga menempuh perjalanan dengan jarak 54 km/jam si burung mungil ini.

Sesuai namanya burung mungil ini memakan serbuk sari pada bunga-bunga sehingga dapat membantu tumbuhan juga untuk mengalami penyerbukan. Status konservasi burung ini menurut IUCN Redlist yang di update pada tahun 2016 bahwa Burung Madu Sriganti ini dalam status Least Consern atau resiko rendah. Namun pada nyatanya sering kali burung ini dijadikan bahan tangkapan dan juga perdagangan burung dengan alasan burungnya indah dan cantik.

Secara taksonominya burung ini masuk dalam anggota Ordo : Passeriformes, Famili : Nectariniidae, Marga : Cinnyris, Jenis : Cinnyris jugularis. Selain bermanfaat membantu penyerbukan bunga burung ini memiliki kekhasan tersendiri dari segi morfologi yakni terdapat warna biru pada bagian leher bawahnya biru kehitaman serta warna kuning cerah pada bagian dada hingga buntut bagian bawah (hanya pada jantan), namun sedikit perbedaan dengan jantan si betina tidak memiliki warna biru kehitaman pada lehernya dan juga warna dadanya kuning sedikit kehijauan atau tidak secerah pada jantannya. 

Penulis: M. Fadlan F.
Editor : Dita Ayu K.S

Matkul Ornitologi X KPB Nectarinia | NGABUR #2 Pesanggrahan Sangga Buana

Penulis: M. Fadlan F. | Editor: Dita Ayu KS.

Kegiatan Mengamati dan Mencocokkan dengan Buku Panduan

Ciputat - Pagi yang cerah terpampang indah dilangit alam, kicau burung terdengar lantang, yah begitulah suasana yang menggambarkan suasana ciputat pagi 05/06/2022. Hari itu terdapat agenda NGABUR #2 (Nagamatin Burung) yang dilakukan oleh Mahasiswa Ornitologi yang kolaborasi dengan Kelompok Pengamat Burung (KPB) Nectarinia, pukul 07.15 semua peserta sudah kumpul dilokasi yakni Taman Kota Sagga Buana Jakarta Selatan. Ngabur kali ini dibimbing oleh pengampu mata kuliah Ornitologi yakni Pak Walid Rumblat, M.Si. peserta Ngabur berjumlah 10 orang, yakni dari Matkul ada (Frida, Farah, Aliah, Metalinda, Dinda, dan Fadlan) dari KPB ada (Akbar, Yulia, dan Jihan) dan ada 1 dari Mahasiswa 2021 Biologi yakni Nur Azizah.

Pengarahan Metode Pengamatan Oleh Pak Walid

Sebelum Kegiatan dimulai seluruh peserta mendapat pengarahan dari Pak Walid, terkait metode yang akan dilakukan pada pengamatan itu. Metodenya yakni Point Count dan juga Line Transec, sesudah mendapat arahan jumlah peserta dibagi menjadi dua kelompok yang berbeda jalur, kelompok satu mengikuti Pak Walid dengan jalur dalam sedangkan jalur lainnya bersama KPB melalui jalur luar (pemukiman).


Pukul 07.30 WIB peserta berpencar arah sesuai dengan kelompoknya dan mulai mengamati, di bagian awal atau masih di pelataran taman kedua kelompok menemukan jenis burungkutilang (Pycnonotus aurigaster) dan burung madu sriganti (Cinnyris jugularis). Total hasil pengamatan burung kali ini yakni berjumlah 12 spesies.


Data Hasil Pengamatan



Kurang lebih pukul 10.00 WIB kelompok 2 sampai di titik 3 pengamatan, pada titik ini peserta dipanggil oleh pengelola Kawasan Taman Kota yakni Babe Idin, diwaktu ini juga perwakilan kelompok dua di suruh memanggil kelompok satu yang jalur pengamatannya berbeda supaya segera berkumpul didepan rumah Babe Idin, dengan Babe Idin kami mendapatkan arahan dan cerita asal usul taman kota tersebut. 

Kalau sungai sudah tidak lagi berpalung, kalau hutan sudah tidak ada kicauan burung. Masih adakah peradaban? -Babe Idin

Babe Idin

Setelah pengarahan dadi Babe Idin kami secara bebarengan kembali berkumpul dan diskusi terkait hasil pengamatan di Musholla Taman Kota Sangga Buana, tidak ada lagi pertanyaan yang lontarkan ke Pak Walid maka ditutup sudah kegiatan pengamatan pada hari itu. 



Kokokan laut, burung percontohan kesabaran yang nyata

Sumber gambar: unsplash.com

        
        KPB Nectarinia - Kokokan laut atau burung dengan nama ilmiah Butorides striata merupakan salah satu burung air yang biasanya hidup didaerah air yang tenang. Burung ini memiliki morfologi badan umunya abu-abu kehitaman, kepala sekitar daerah jambul berwarna hitam, memiliki paruh berwarna hitam bagian atas dan bagian bawahnya terdapat warna kuning sedikit, sayapnya bercorak abu kehitaman dan sedikit belang putih, dan yang paling menonjol burung ini kakinya berwarna kuning dan kakinya ukuran kakinya terbilang kecil dan panjang. 

        Burung kokokan laut memiliki tipe hidup mandiri dan sendiri-sendiri, burung ini cenderung untuk mencari mangsa di habitat yang tenang hal tersebut juga berkorelasi dengan perilakunya yang sabar sekali untuk menunggu mangsanya muncul dipermukaan air. Burung ini memiliki refleks yang sangat gesit ketika ada mangsa muncul tanpa kelamaan burung ini langsung menyambar mangsa dengan kecekatannya. kaki yang kecil juga memberikan fasilitas untuk merefleksikan dengan cepat.

        Kesabaran burung ini dapat diambil sebagai pelajaran yang nyata bagi manusia yang inginnya selalu berhgerak cepat burung ini bisa mengerem dan juga mengegas dengan teratur, ketika ada kesempatan layaknuya kita langsung refleks mengambil sedangkan ketika kesempatan belum datang sekiranya sabar untuk menunggu.

        Burung ini memiliki tingkatan taksonomi yakni Kerajaan animalia, filum chordata, kelas aves, ordo pelecaniformes, famili ardeidae, genus butorides, spesies Butorides striatus.


Penulis
M. Fadlan Fauzi

Editor
Dita Ayu K S


Kutilang, burung kicau dengan style sederhana namun menawan

Sumber gambar: pixabay.com

        Ciputat - Halo Sobat Nectariors, burung kutilang dengan nama ilmiah (Pycnonotus aurigaster) merupakan burung yang sangat unik. Burung ini dijumpai diberbagai tempat mulai dari kawasan hutan, kebun, pedesaan hingga ke wilayah urban perkotaan, burung ini persebarannya sangat luas dari asia tenggara hingga ke daratan tiongkok selatan, menurut KSDAE dareah asal burung ini yakni jawa. 

        Burung kutilang memiliki memiliki bentuk morfologi yang bisa dikatakan "sederhana" dengan warna bulu yang tidak terlalu ramai, bagian kepala atau topi burung ini berwarna hitam, warna perut dan dada putih hampir ke abu-abuan, bagian punggung burung ini berwana coklat dan warna ekor burung ini berwarna hitam. Uniknya burung ini memiliki warna yang mencolok di bagian tungging yakni berwarna kuning jingga, ciri khas kutilang yakni kepala (topi) hitam dan berjambul. Dengan warna yang sederhana tersebut burung kutilang justru terlihat minimalis dan menawan selain itu buurng ini juga memiliki sudara yang merdu.

        Tubuh burung kutilang termasuk kategori sedang dengan panjang tubuh kisaran 20 cm, yang mana pada umumnya jantan akan memiliki ukuran lebih kecil dibandingkan dengan betinanya. Namun biasanya kicauan jantan akan lebih ramai dan lantang tidak seperti pada betina, hal tersebut guna merayu (menarik) si betinanya.

        Taksonomi/klasifikasi burung kutilang yakni Kingdom: Animalia. Filum: Chordata. Class: Aves. Ordo: Passeriformes. Family: Pycnonotidae. Genus: Pycnonotus. Spesies: Pycnonotus aurigaster (Jardine & Selby 1837).



Penulis
M. Fadlan Fauzi

Editor
Dita Ayu

            

NGABUR (Ngamatin Burung) - Situ Gintung Fun Birdwatching

        Ciputat - Kelompok Pengamat Burung (KPB) Nectarinia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, memulai dengan semangat sekitar pukul 06:45 WIB para anggota aktif dan juga alumni KPB sudah berkumpul di halaman masjid Al - Mughirah selatan Situ Gintung. Agenda yang akan dilaksanakan pada hari itu yakni Fun Birdwatching dengan nama proker NGABUR (Ngamatin Burung). Alumni yang sempat datang pada acara itu yakni ada Pak Walid, Bang Jael, Bang Azhar, Bang Yoga, dan Bang Meidi. 
        Kelompok mulai berjalan sekitar pukul 07:00 WIB dimulai dengan pemberian arahan tentang pengetahuan dasar cara pengamatan oleh para alumni, sesudah itu kelompok berjalan menyusuri pintu masuk Situ Gintung. Dimulai dari bangunan UIN di utara masjid kelompok pengamat melihat sekelompok burung gereja (Passer montanus) yang berterbangan dan sesekali hinggap di kabel ataupun tembok besar bangunan, burung-burung yang jaraknya jauh dan kurang jelas jika dilihat dengan mata akan diamati dengan teropong. Selain burung gereja pada waktu awal-awal berjalan menemukan juga burung kutilang (Pycnonotus aurigaster), walet (Collocalia fuciphaga), dan layang-layang (Hirundo rustica). 

        Berjalan sudah lumayan jauh kelompok juga melihat burung merbah cerucuk (P. goiavier), namun ada hal unik dari burung ini. Ketika di amati burung ini tidak takut manusia, dengan santai burung ini berpindah dari dahan satu kedahan lainnya, kemudian Pak Walid memberitahu bahwa burung tersebut masih kecil sehingga tidak takut terhadap manusia (bahaya). Di dekat burung merbah cerucuk terdapat juga burung kipasan batu yang sedang mencari makanan diantara dahan-dahan. Burung ini secara morfologi sangat indah dan menarik untuk diamati, memiliki bulu dominansi kecoklatan serta warna leher juga hijau kecoklatan dan wana ujung-ujung ekornya ada warna putihnya sehingga ketika mekar akan tampak sangat cantik.

        Singkatnya, kami berakhir pengamatan sekitar pukul 09:00 WIB. Sebelum kami selesai pemngamatan ditemukan sekelompok kecil bondol haji yang juga diselipi bondol peking, bedanya bondol haji dengan bondol peking yakni terdapat pada bulu dadanya pada bondol haji warnanya polos warna coklat namun pada bondol peking terdapat bintik-bintik puting dengan kata lain warna bulu dada bondol peking seperti papan catur.

        Sesudah dari pengamatan, 4kelompok melakukan diskusi hasil pengamatan hari itu, diskusi dilakukan di kampus FKIK UIN Jakarta. Pada awal diskusi pembahasan dilakukan oleh Bang Jael, beliau mendapatkan hasil pengamatan sebanyak 9 spesies yakni Burung Gereja (P. montanus), Burung Kutilang (P. aurigaster), Burung Tekukur (Spilopelia chinensis), Burung Kipasan Batu (Rhipidura javanica), Burung Bondol Haji (Lonchura maja), Bondol Peking (Lonchura punctulata), Burung Merbah Cerucuk (P. goiavier), Burung Cekakak (Alcedinidae), dan Burung Kokokan Laut (Butorides striata). Setelah pembahasan Bang Jael ada tambahan dari Kak Jihan terkait spesies yang ditulisnya yakni burung Walet (Collocalia fuciphaga), Burung Layang-Layang (Hirundo rustica), dan Burung Madu (Cinnyris jugularis). Jadi total dari pengamatan burung kali ini didapatkan 12 spesies.

Galeri Ngabur #1
Burung Gereja (P. montanus)

Burung Layang-Layang (Hirundo rustica)

Burung Bondol Haji (Lonchura maja)

Burung Kutilang (P. aurigaster)

Burung Kokokan Laut (Butorides striata)

Penulis
M. Fadlan Fauzi

Editor
Dita Ayu

Featured Post

Madu Sriganti - Burung Dibalik Logo KPB Nectarinia

Sumber foto: unsplash.com Memiliki ukuran yang kecil, kurang lebih 9-17 cm saja, burung dengan nama ilmiah  Nectarinia jugularis ini hidup d...